Rabu, 10 Juli 2019

"Penggugur dosaku"

"Penggugur Dosaku"

Siang itu,  selesai melaksanakan kegiatan.  Ada yang membuat hatiku tidak enak,  aku menyesali perbuatan ku yang tidak wajar kepada teman" Ku.  Aku marah " Karena merasa ada yang tidak mau menjalankan amanahnya dengan baik.  Beberapa saat juga temanku ngambek entah itu sakit hati karena aku tidak mendengarnya ketika dia berbicara.  Ya memang karena saat itu,  aku juga sedang berbicara dengan yang lain untuk membereskan sisa-sisa sampah di lokasi kegiatan.  Aku tidak fokuss.. 

Ketika hendak pulang kulihat wajahnya begitu masam, ku tanya dia "apakah kau sakit hati denganku?  Aku minta maaf!! " Dia tidak menjawab bahkan tidak pun membalikan pandangannya untuk melihatku.  
Baiklah aku tau semua salahku,  langsung ku tancapkan  pergi duluan.  Tanpa basa basi lagi. 

Aku adalah tipe orang yang tidak mudah melupakan sesuatu,  terlebih itu terhadap kesalahanku.  Aku kepikiran bagaimana jika aku membuat banyak orang sakit hati karena sifat ku ini.  

Pkl. 14.00 sebenarnya aku harus segera berangkat untuk pulang kampung,  karena sudah menjadi jadwal pulang ku walau hanya satu malam di rumah dan paginya harus balik lagi.  

Sempat kusampaikan kepada kawan kamar ku,  aku kok terasa capek ya untuk pulang.  Mereka menyarankan tidak usah pulang, tapi aku tetap kekeh mengingat aku sudah bilang ke adik untuk pulang ke rumah.  
Kubuka WA, ku ketikkan kata maaf dan Terimakasihku kepada teman-teman ku.  Tiada respond yg antusias,  akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan mereka dari group dan menghapus groupnya.  Aku berfikir sudahlah,  tiada manfaatnya lagi mungkin. 

Aku memang merasa tak karuan, hanya merebahkan tubuh sambil mengingat deadline tugas yg belum juga ku selesaikan.  "Astagfirullah" Tugas ku masih banyak sekali.  

Akhirnya aku berusaha melawan rasa lelah ku,  yang ku anggap itu hanya godaan jin kemalasan. Sekitar jam 15.16 aku siap "  untuk pulang ke kampung, seperti biasa ku pakai kaos kaki,  masker dan jaketku. Ketika hendak pergi ternyata ada sedikit urusan yg harus ku selesaikan.  
Aku buru" Menyelesaikan nya. Hingga jam pun pkl.  15.35, ku lihat jadwal sholat ashar di HP pkl. 16.06. Ku fikir ada waktu 30 mnit jam perjalanan pulang dan bisa sholat ashar di rumah.  
Memang hati ku ragu antara harus segera pulang dan sholat ashar di rumah atau menunggu ashar dulu tapi kemungkinan hujan karena cuaca sudah agak gelap.  

Kuputuskan saja aku pulang ke rumah,  berharap dijalan baik" Saja hingga aku bisa melakukan sholat,  di tengah perjalanan bbrpa kali aku kurang fokus karena hujan  rintik-rintik membuat kaca helm menjadi buram.  Sering aku lepas kendali di bbrpa titik jalan rusak,  namun alhamdulillah tidak terjatuh.  

Sambil Ku memuraja'ah kan beberapa hafalan ku, setengah perjalanan sudah kulalui.  Sekitar 2 km lagi sampai kerumah,  terdengar suara adzan dari kejauhan,  ku bergumam "Alhamdulillah waktu ashar baru masuk".  Aku memang terkadang suka kencang mengendarai kereta, sebenarnya Hati ku was-was ketika menuruni jalan yg curam nan licin karena bekas hujan yg rintik-rintik.  
Namun tidak terlalu kencang,  
Sampai pada saat tikungan ke-dua yang curam,  jalannya cukup sempit tiba-tiba truk 🚛 besar muncul dari Celah-celah pohon pinang itu,  aku terkejut melihat truk yg begitu kencang,  dan mendadak ku tekan rem,  mengelak lubang kecil di pinggir jalan. Seketika itu, ban kereta ku terasa melayang-layang.  Tubuhku berusaha mengendalikan arah kereta,  sampai akhirnya aku hilang kendali.  Degggruuummmmm..

"Astagfirullahal'adzim" Ku beristighfar bberapa kali,  tubuhku rebah di kaki pohon pinang itu,  untungnya aku memakai helm jadi kepala ku yg terbentur ke pohon pinang lumayan tidak terasa.  Aku tidak bisa bangun,  berharap ada yg lewat dan membantu. Dan seketika itu juga ada mobil yg berhenti dan membantu.  

Aku tidak bergerak bahkan berkata-kata.  Kulihat kereta yg menimpa tubuhku diangkat perlahan.  "Aku masih sadar ya Allah". 

Ucapan terimakasih pun justru tidak bisa kusampaikan kpd yg telah membantuku,  malah tiba-tiba air mata ku menetes. 
Mungkin mereka anggap karena aku merasa sakit, sehingga aku pun disuruh untuk meluruskan kaki pelan". Padahal sama sekali tidak,  aku
Menyesal karena aku telah menjadikan Allah sebagai Prioritas kedua.  "Andai saja aku sholat ashar dulu baru pulang". 

Kupaksa bangun dibantu oleh teman ku yang juga lewat dan berhenti ikut membantu ku,  dan aku pun diantar nya sampai rumah.

Terakhir dalam do'a ku. 
Semoga sakit ini menjadi penggugur Dosaku.  


Beberapa hal yang dapat kujadikan pelajaran adalah,  ketika hati ragu-ragu memutuskan sesuatu maka pilihlah yang benar-benar tidak menimbulkan mudharat dan serahkan kepada Allah. Kemudian, jadikan Allah sebagai prioritas dimana pun dan kapan pun.  
Dan terakhir,, hati yang tenang akan mencerminkan perbuatan yang tenang pula.  Ketika fikiran sedang tidak karuan,  jangan coba-coba menghadapi suatu yang memerlukan kefokusan,  krna bisa saja berakibat fatal.  

Semoga bermanfaat untuk saya dan pembaca.  

07 Juli 2019